Selasa, 23 Desember 2014

TERAPI MODALITAS



TERAPI MODALITAS 
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2014/2015

       Dalam ilmu keperawatan terdapat terapi modalitas merupakan metode pemberian terapi bertujuan untuk mendukung membantu proses penyembuhan dan mengurangi keluhan yang dialami oleh klien. Terapi ini bersamaan dengan terapi lain, bukan sebagai pengganti dan pengobatan biomedis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses interaktif pada manusia pada tubuh, pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan. Kategori terapi komplementer menurut NCCAM (National Center for Complementary) yaitu terapi pikiran-tubuh, terapi manipulatif dan berbasis tubuh, terapi berbasis biologi, dan terapi energi . 
       Dalam neurobehaviour, terapi modalitas bertujuan untuk merubah perilaku klien yang maladaptif sebagai dampak dari proses penyakit yang ada pada klien. Beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah terapi spiritual, terapi perilaku, terapi kognitif, terapi lingkungan dan terapi kelompok. Terapi itu sendiri adalah upaya untuk memulihkan perubahan perilaku yang maladaptif. Mari kita bahas satu persatu yuk ...

1. Terapi Spiritual
Spiritual adalah bagaimana  keterkaitannya kita dengan Pencipta dan  keyakinan terhadap pemaknaan diri.

Terapi spiritual adalah upaya untuk mengembalikan keyakinan klien dengan keterkaitan terhadap Pencipta, diri sendiri dan lingkungannya.

Terapi spiritual akan menguatkan keyakinan sakitnya terhadap Tuhan, dirinya sendiri dan lingkungannya.

Terapi spiritual dilakukan pada Klien yang mengalami defisit keyakinan sakitnya terhadap Pencipta, dirinya sendiri dan lingkungannya.

Tujuan : sebagai dukungan dan memperkuat konsep diri klien, mengembalikan persepsi yang salah terhadap keterkaitan dengan Pencipta, dirinya sendiri, dan lingkungan. 

- Perawat tidak hanya membimbing klien untuk melakukan ritual ibadah sesuai kepercayaan masing-masing. Perawat menjelaskan tentang konsep diri dan keterkaitan dengan Pencipta, dan lingkungannya. Perawat membimbing klien untuk mengembalikan keyakinannya kepada Pencipta, diri sendiri dan lingkungannya. 
- Motivasi 
 Memberi motivasi pada klien bahwa penyakitnya bukan akhir dari segalanya. Hal ini berfungsi untuk mendorong klien agar antusias dalam proses pengobatan

2. Terapi Perilaku
Sebelum kita meluncur ke pembahasan terapi perilaku, terlebih dahulu kita harus memahami definisi perilaku. Perilaku adalah jiwa yang tampak, tidakan, serangkaian respon atau reaksi terhadap rangsangan. 

ü  Terapi perilaku yaitu upaya untuk mengembalikan tindakan klien yang maladaptive menjadi adaptif.

ü  Tujuan :     a. Memodifikasi dan menurunkan perilaku maladaptive
b. Meningkatkan aktivitas klien

ü  Terapi perilaku terutama efektif untuk klien yang menarik diri dari lingkungan sosialnya.

ü  Indikasi :  -  Klien yang menarik diri dari social
-     Remaja dengan gangguan tingkah laku
-     Klien dengan gangguan kecemasan
-     Klien dengan gangguan depresi
-     Klien dengan fobia
-     Klien dengan obsesif kompulsif

ü  Kontra indikasi :
-     Klien dengan resiko tinggi serangan jantung
-     Klien yang dapat menginduksi serangan asma

ü  Teknik terapi perilaku
a.     Operan Conditioning   Penguatan positif (penghargaan) perilaku positif
b.    Classical Conditioning     Respon yang dikondisikan oleh rangsangan
c.     Terapi Aversi            Dengan prinsip menghindari konsekuensi yang tidak menyenangkan, reflex kondisi
d.    Terapi Implosif         Paparan berulang terhadap stimulus yang ditakuti
e.    Desensitiasi sistemik Relaksasi untuk engatasi pajanan stimulus yang menakutkan
f.     Terapi pengendalian diri  belajar mengubah kata negative
ü  Terapi modeling         mempelajari dan meniru perilaku positif dicontohkan
ü  Terapi ketrampilan social   melakukan terapi seperti yang diinstruk

3. Terapi Kognitif
ü  Kognitif adalah kemampuan individu berfikir, memahami, dan memecahkan masalah.

ü  Terapi kognitif yaitu upaya untuk mengubah pola pikir, analisa, persepsi, dan identifikasi terhadap masalah.

ü  Tujuan : Mengembangkan pola pikir yg rasional, menggunakan pengetesan realita, dan membentuk perilaku dg pesan internal

ü  Fokus : re-evaluasi ide, nilai, harapan, dan menyusun perubahan kognitif

ü  Fase pembentukan terapi kognitif
Antecendent Belief (Behaviour) Consequence

ü  Bentuk Distorsi kognitif dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel Bentuk Distorsi Kongnisi (Stuart, 2009)
No
Kelainan Kongnisi
Pengertian
Contoh
1
Overgeneralization
Mengambil kesimpulan secara menyeluruh segala sesuatu berdasarkan kejadian tunggal.
Seseorang mahasiswa yang gagal dalam satu ujian mengatakan : “kayaknya saya enggak akan lulus dalam setiap ujian”.
2
Personalization
Menghubungkan kejadian diluar terhadap dirinya meskipun hal tersebut tidak beralasan.
“ atasan saya mengatakan produktivitas perusahaan sedang menurun tahun ini, saya yakin kalau pernyataan ini ditujukan pada diri saya”.
3
Dichotomus thinking
Berfikir ekstrim, menganggap segala sesuatunya selalu sangat bagus atau buruk.
“ Bila suami saya meninggalkan saya, saya pikir saya lebih baik mati”.
4
Catastrophizing
Berfikir sangat buruk tentang orang dan kejadian.
“saya lebih baik tidak mengisi formulir promosi jabatan itu, sebab saya tidak menginginkan dan tidak akan nyaman dengan jabatan itu”.
5
Selective abstraction
Berfokus pada detail, tetapi tidak relavan dengan informasi yang lain.
Seorang istri percaya bahwa suaminya tidak mencintainya sebab ia datang terlambat dari pekerjaannya, tetapi ia mengabaikan perasaannya, hadiah dari suaminya tetap diterima dan libur bersama tetap direncanakan.
6
Arbitary inference
Menggambarkan kesimpulan yang salah tanpa didukung data.
Teman saya tidak pernah lama menyukai saya sebab ia tidak mau diajak pergi.
7
Mind reading
Percaya bahwa seseorang mengetahui pemikiran orang lain tanpa mengecek kebenarannya.
Mereka pasti berfikir bahwa dirinya terlalu kurus atau terlalu gemuk.
8
Magnification
Exaggregating the importance of events.
Saya telah meninggalkan makan malam saya, hal ini menunjukkan betapa tidak kompetennya saya.
9
Externalization of self worth
Menentukan tata nilai sendiri untuk diterapkan pada orang lain.
Saya sudah berusaha untuk kelihatan baik setiap waktu tetapi teman-teman saya yang tidak menginginkan saya berada di sampingnya.

ü Teknik terapi kognitif

a.    Restrukturisasi kognisi
Keinginan seseorang untuk berubah perawat mengembalikan pikiran maladaptive
b.    Penemuan fakta (Questioning the evidence)
Memfasilitasi klien untuk membiasakan menuangkan pikiran abstraknya secara konkrit dalam bentuk tulisan
c.    Penemuan alternative (examing alternative)
pengambilan kesimpulan dari pemikiran baru
d.    Dekastropik
Evaluasi terhadap situasi dimana klien mencoba memandang masalahnya secara menyeluruh, untuk melatih adaptasi
e.    Reframing
Srategi merubah persepsi terhadap situasi atau perilaku
f.    Thought Soping
Berhenti memikirkan penyesalan, jangan ada penyesalan berlebihan. Jangan ada kata seandainya.
g.    Learning new behavior with modeling
Mempelajari perilaku baru dengan observasi perilaku adaptif yang dicontohkan, serta melakukannya secara bertahap.
h.    Shapping
Membentuk pola perilaku baru oleh perilaku yang diberikan
     reinforcement


 4. Terapi Lingkungan
Ø Lingkungan : segala sesuatu yang ada disekitar kita.
a.   Lingkungan Fisik      : menata lingkungan aman dan nyaman, dapat memfasilitasi perubahan perilaku yang diinginkan bentuk ruangan fasilitas.
b. Lingkungan Psikososial : klien diberi kesempatan untuk tumbuh dan berubah perilaku fokus terapeutik.
c.   Lingkungan Psikologi : perilaku manusia yang berkaitan dengan segala yang ada disekitar kita.

Ø Terapi Lingkungan : Manipulasi ilmiah pada lingkungan upaya untuk melakukan perubahan perilaku dengan manipulasi lingkungan terapeutik.

Ø Tujuan                 : -  Meningkatkan kepercayaan diri    pada
    klien, dapat beradaptasi.
-   Memiliki keterampilan agar dapat kembali pada masyarakat
-       Mengembangkan keterampilan emosional dan social.


Ø Mengapa perlu terapi lingkungan?
Perubahan negative setelah MRS kemampuan berfikir menurun, aktivitas mandiri berkurang, hubungan sosial menurun.

Ø Terapi Lingkungan dengan karakteristik :
-       Tersedia dan mencukupi
-       Aman dan melindungi
-       Nyaman dan menyenangkan
-       Mudah diubah dan dimodifikasi

Ø Jenis – jenis terapi  lingkungan
a.   Rekreasi :     Memanfaatkan waktu luang untuk beraktivitas
Cara        : Menyalurkan hobi, dilatih sesuai kondisi
b.  Kreasi seni :  
Contoh     : - Musik : bisa membentuk, mengubah perilaku
-   Gambar
c.   Pet Terapi :   Hewan peliharaan
Sebagai kesenagan, hobi, meningkatkan rasa kasih saying, menumbuhkna empati.
d.  Plant        : Bunga / buah. Sebagai hobi dan kesenangan.

Ø Proses Terapi Lingkungan
-       Memberi kesempatan, dukungan pengertian kepada  klien agar berkembang sebagai pribadi yang bertanggung jawab.
-       Klien dipaparkan pada peraturan, harapan, tekanan peer, dan interaksi sosial.
-       Perawat mendorong komunikasi dan pembuatan keputusan, meningkatkan harga diri, belajar keterampilan dan perilaku baru.


   5.Terapi Kelompok
Ø Kelompok           : Kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan memiliki tujuan yang sama.

Ø Terapi Kelompok : Upaya perawat untuk mengubah perilaku maladaptive yang melibatkan kelompoknya.

Ø Tujuan               : -  Meningkatkan kesadaran diri, hubungan interpersonal dan mengubah perilaku maladaptive
-       Meredakan distress

Ø Fungsi Kelompok  :   -   Lahan berbagi pengalaman
-       Sharing dan pemecahan masalah
-       Pengembangan  perilaku maladaptif
-       Penghargan / pengakuan eksistensi
-       Memperoleh dukungan dari kelompoknya 

Ø Fase Terapi Kelompok   :
a.   Fase Pra-Kelompok
-          Penetapan tujuan
-          Penyusunan rancangan terapi  kelompok
-          Penentuan peserta, setting dan persiapan alat bahan
b.  Fase Awal
-          Orientasi : pengenalan  antar anggota dalam kelompok
-          Konflik : pemilihan siapa yang berkuasa
-          Kebersamaan : leader telah terpilih, anggota mulai bekerja sama, membuka diri dan memecahkan masalah
c.   Fase Kerja
-          Anggota kelompok menjadi 1 tim
-          Tanggung jawab, stabil dan kecemasan
-          Anggota beruapaya mencapai tujuan
-          Leader tetap control, mempertahankan kerja sama.
d.  Tahap Terminasi     
-          Mengakhiri kegiatan
-          Evaluasi proses dan hasil
-          Tindak lanjut dengan penilaian
-          Perpisahan 


Resume Kuliah Neurobehaviour 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar